Link download format word berada paling bawah pada artikel ini
A.
INDEKS
HARGA
1.
Pengertian
Indeks Harga
Indeks
harga merupakan proses pengukuran dan perbandingan tingkat perubahan harga
barang dari waktu ke waktu
2.
Tujuan
Penghitungan Indeks Harga
Secara
umum
a.
Mengetahui
perkembangan harga barang dan/atau jasa yang termuat dalam diagram timbangan
IHK (indek harga konsumen)
b.
Sebagai
pedoman menentukan kebijakan ekonomi pada masa yang akan datang
c.
Sebagai
data acuan dalam menentukan penyesuaian upah minimum
d.
Memudahkan
pemantauan penawaran dan permintaan barang
Dalam
perekonomian suatu negara :
a.
Alat
bagi pemerintah untuk menentukan kebijakan harga pada masa mendatang
b.
Alat
untuk membandingkan kemajuan ekonomi suatu negara pada masa kini dan masa
sebelumnya
c.
Sebagai
dasar mengetahui faktor-faktor penyebab kemajuan dan/atau kemunduran
perekonomian negara
d.
Sebagai
dasar menetapkan pola kebijakan ekonomi secara agregat dan kebijakan moneter.
3.
Macam-macam
Indeks Harga
a.
Indeks
Harga Konsumen (IHK)
IHK merupakan salah
satu indikator ekonomi yang menginformasikan tentang barang dan/atau jasa yang
dibayar konsumen. Perhitungan IHK untuk merekam perubahan harga beli ditingkat
konsumen dari kelompok tetap barang dan/atau jasa yang dikonsumsi masyarakat.
Bagi.
Bagi pemerintah, IHK
digunakan sebagai dasar penyesuaian gaji, upah, uang pensiun dan kontrak
lainnya.
Ciri IHK :
Ø
Mengukur
harga barang dan/atau jasa yang dibeli konsumen
Ø
IHK
meliputi barang dan/atau jasa domestik dan barang impor]
Ø
Komponen
biaya bunga dalam IHK mewakili biaya perumahan
b.
Indeks
Harga Produsen (IHP)
Indeks harga produsen
atau indeks harga pedagang besar (IHPB) diartikan angka indeks yang
menggambarkan tingkat perubahan harga ditingkat produsen. Penggunaan data IHP
dapat memanfaatkan perkembangan harga produsen sebagai indikator harga grosir
ataupun harga eceran. Data IHP juga digunakan untuk membantu penyusunan neraca
ekonomi (PDB/PDRB), distribusi barang dan margin perdagangan.
Ciri-ciri IHP antara
lain :
Ø
Mengukur
tingkat harga barang yang dibeli produsen meliputi bahan mentah, barang
setengah jadi atau pun bahan pembantu
Ø
Mengukur
indeks harga pada awal sistem distibusi atau penyaluran barang dan/atau jasa
serta
Ø
Sebagai
indikator perkembangan siklus bisnis dalam suatu negara
c.
Indeks
Harga yang Harus Dibayar dan Diterima Petani
Indeks harga yang
dibayar petani adalah indeks yang mengukur rata-rata perubahan harga dalam
suatu periode atas jenis dan/atau jasa, biaya produksi dan penambahan barang
modal, serta konsumsi rumah tangga di perdesaan dengan dasar periode tertentu.
indek harga ini juga untuk mengetahui harga barang yang dibutuhkan petani dalam
melakukan kegiatan pertanian.
Indeks harga yang
diterima petani adalah indeks yang mengukur rata-rata perubahan harga dalam
suatu periode atas jenis barang hasil produksi pertanian pada tingkat harga
produsen di petani dengan dasar periode tertentu. indeks harga ini digunakan
untuk mengetahui fluktuasi harga barang yang dihasilkan petani. Indeks harga
ini juga digunakan sebagai data penunjang dalam penghitungan pendapatan sektor
pertanian.
d.
Indeks
Harga Implisit (PDB Deflator)
Indeks harga implisit
menunjukkan tingkat harga barang dan/atau jasa dari waktu ke waktu. Data indeks
harga implisit diperoleh dengan membandingkan PDB nominal (PDB harga berlaku)
pada tahun tertentu dengan PDB riil (PDB harga konstan). Indeks harga implisit
mewakili semua jenis harga yaitu harga konsumen, harga produsen, harga pedagang
besar, harga eceran, dan harga lain sesuai dengan berbagai tingkat harga yang
digunakan dalam penghitungan nilai produksi setiap sektor.
4.
Metode
Penghitungan Indeks Harga
a.
Metode
Indeks Harga Tidak Tertimbang
1)
Angka
Indeks Harga
IHTT = Indeks Harga tidak tertimbang
= Harga-harga pada tahun yang diamati
= Harga-harga pada tahun dasar
= Jumlah
2)
Angka
Indeks Kuantitas
IHTT = Indeks Harga tidak tertimbang
=
Kuantitas pada tahun yang diamati
= Kuantitas pada tahun dasar
= Jumlah
3)
Angka
Indeks Nilai
IHTT =
Indeks Harga tidak tertimbang
= Kuantitas pada tahun yang diamati
= Kuantitas pada tahun dasar
= Jumlah
b.
Metode
Indeks Harga Tertimbang
1)
Rumus
Indeks Laspeyres
IL = Indeks Laspeyres
= Harga-harga pada tahun yang diamati
= Harga-harga pada tahun dasar
= jumlah barang pada tahun yang diamati
= jumlah barang pada tahun dasar
= Jumlah
2)
Rumus
Indeks Paasche
IP = Indeks Paasche
= Harga-harga pada tahun yang diamati
= Harga-harga pada tahun dasar
= jumlah barang pada tahun yang diamati
= jumlah barang pada tahun dasar
= Jumlah
B.
INFLASI
1.
Pengertian
Inflasi
Inflasi
merupakan suatu proses meningkatnya harga barang dan jasa secara umum dan terus
menerus dalam jangka waktu tertentu, serta beredarnya uang yang berlebihan pada
masyarakat
2.
Faktor
Penyebab Terjadinya Inflasi
a.
Meningkatnya
permintaan agregat (demand aspect)
b.
Kesenjangan
antara jumlah uang yang beredar dan jumlah barang dalam masyarakat
c.
Rendahnya
produsi barang dan/atau jasa sehingga pasokan barang terhambat
d.
Naiknya
harga bahan bakar minyak dan tarif dasar listrik
e.
Jumlah
uang beredar dalam masyarakat bertambah karena penerbitan uang baru oleh
otoritas moneter
f.
Adanya
desakan kelompok tertentu untuk memperoleh kredit dengan bunga yang ringan
g.
Fluktuasi
(naik turu) sektor luar negeri (ekspor/impor), investasi, tabungan dan
pendapatan Negara.
3.
Jenis-jenis
Inflasi
a.
Berdasarkan
sumbernya
1)
Inflasi
dari dalam negeri
Inflasi dari dalam
negeri timbul akibat defisit anggaran belanja karena dibiayai melalui
penerbitan uang baru.
2)
Inflasi
dari luar negeri
Inflasi dari luar
negeri timbul karena naiknya harga barang impor
b.
Berdasarkan
cakupan pengaruh kenaikan harga
1)
Inflasi
tertutup, yaitu kenaikan harga secara umum yang berkaitan dengan satu atau dua
barang tertentu secara berkelanjutan
2)
Inflasi
terbuka, yaitu kenaikan harga barang yang terjadi secara keseluruhan atau
agregat
3)
Inflasi
tidak terkendali, yaitu inflasi yang tinggi sehingga harga barang terus berubah
dan naik. Keadaan ini menyebabkan nilai uang merosot.
c.
Berdasarkan
tingkat keparahan
1)
Inflasi
ringan, yaitu inflasi yang masih di bawah 10% per tahun (tidak menimbulkan
krisis ekonomi)
2)
Inflasi
sedang, yaitu inflasi yang terjadi pada tingkat 10 – 30% per tahun. (dampak
terhadap masyarakat berpenghasilan tetap)
3)
Inflasi
berat, yaitu inflasi dengan tingkat keparahan 30 – 100% per tahun. (masyarakat
enggan menabung)
4)
Inflasi
tidak terkendali, yaitu inflasi yang menunjukkan tingkat keparahan di atas 100%
(menyebabkan kehancuran ekonomi)
d.
Berdasarkan
penyebabnya
1)
Inflasi
tarikan permintaan (deman pull inflation) adalah inflasi yang terjadi karena
bertambahnya jumlah barang dan/atau jasa yang diminta masyarakat, investor,
atau pemerintah.
Dilihat
dari segi :
Ø
masyarakat (bertambahnya jumlah barang/jasa yang
tidak diikuti kapasitas produksi menyebabkan kelebihan kapasitas produksi)
Ø
Investor
(bertambahnya investasi sektor swasta karena memperoleh kredit lunak)
Ø
Pemerintah
(bertambahanya pengeluaran pemerintah yang dibiayai dengan pencetakan uang
baru.
2)
Inflasi
dorongan (cost push inflation), terjadi karena naiknya biaya produksi, yaitu
biaya bahan baku dan gaji. Naiknya biaya bahan baku biasanya direspon
perusahaan dengan menaikkan harga jual produk agar tidak mengalami kerugian.
Naiknya gaji menyebabkan juga naiknya harga jual produk.
4.
Menghitung
Inflasi
Rumus:
T
= tahun atau bulan sekarang
T
– 1 = tahun atau bulan sebelumnya
Maksut
dari indeks harga T – 1 adalah sebelum tahun yang di cari, misalnya ada
keterangan tahun 2002 dan 2003, tahun yang dicari adalah 2003 (T), maka tahun T
– 1 –nya adalah 2002
Contoh :
Indeks biaya hidup
tahun 2010 sebesar 181,5 , kemudian naik menjadi 195,3 pada tahun 2011.
tentukanlah laju inflasinya !
Jawab :
5.
Dampak
Inflasi
a.
Bagi
masyarakat berpenghasilan tetap
b.
Bagi
penabung (potongan perbulan akan lebih besar)
c.
Bagi
debitur (orang yang meminjam uang) dan Kreditur (Orang yang meminjamkan uang)
d.
Bagi
produsen (harga barang meningkat, maka keuntungan juga akan meningkat)
e.
Bagi
perekonomian nasional :
1)
Menignkatkan
suku bunga
2)
Menurunnya
tingkat investasi
3)
Menurunnya
daya saing produk nasional
4)
Defisit
neraca pembayaran
5)
Mendorong
penanaman modal bersifat spekulasi
6)
Menimbulkan
kegagalan pelaksanaan pembangunan ekonomi
7)
Merosotnya
tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat
8)
Menimbulkan
ketidakpastian ekonomi pada masa akan datang
6.
Cara
Mengatasi Inflasi
a.
Kebijakan
Moneter
1)
Kebijakan
diskonto (Discount Policy)
Kebijakan diskonto
yaitu kebijakan menaikkan suku bunga bank agar masyarakat menabung di bank.
2)
Operasi
pasar terbuka (Open Market Policy)
Kebijakan pasar
terbuka yaitu kebijakan menjual surat berharga.
3)
Cadangan
kas minimum (Requirement Cash Ratio)
Kebijakan cadangan
kas minimum yaitu menaikkan persentase cadangan kas minimum di bank umum.
Kebijakan ini mengharuskan bank umum menahan uang lebih banyak sehingga
mengurangi jumlah uang beredar.
4)
Kebijakan
kredit selektif
Kebijakan kredit
selektif yaitu kebijakan memperketat persyaratan kredit.
b.
Kebijakan
Fiskal
1)
Mengatur
pengeluaran pemerintah
Kebijakan ini
memungkinkan pemerintah mengatur dan/atau mengendalikan pengeluaran pemerintah
negara. Pemerintah mengurangi permintaan barang dan/atau jasa sehingga harga
stabil.
2)
Menaikkan
tarif pajak
Kebijakan menaikkan
tarif pajak bertujuan menambah penerimaan sektor pajak.
c.
Kebijakan
nonmoneter dan nonfiskal
Upaya yang dapat
dilakukan pemerintah sebagai berikut :
1)
Menambah
kapasitas produksi melalui kebijakan pemberian subsidi dan premi
2)
Menetapkan
harga eceran tertinggi (HET) untuk mengendalikan harga suatu produk
3)
Melarang
impor barang dari negara yang sedang mengalami inflasi
4)
Menjaga
kestabilan tingkat upah melalui penetapan upah minimum regional
5)
Melakukan
pengaturan distribusi barang, misalnya melalui operasi pasar
Mempermudah masuknya
barang impor dengan menurunkan tarif impor
C.
PERMINTAAN
DAN PENAWARAN UANG
1.
Uang
Uang adalah suatu
benda yang diterima secara umum sebagai alat perantara untuk mempermudah tukar
menukar dalam kehidupan ekonomi masyaratkat.
Uang dapat
didefinisikan sebagai benda-benda yang disetujui oleh masyarakat sebagai alat perantaraan
untuk mengadakan tukar-menukar/ perdagangan. Yang dimaksud dengan
disetujui . Dalam definisi ini adalah terdapat kata sepakat di antara
anggota-anggota masyarakat untuk menggunakan satu atau beberapa benda sebagai
alat perantaraan dalam kegiatan tukar-menukar.
Menurut R. J Thomas,
uang ialah benda yang dengan mudah diterima oleh umum untuk pembayaran
pembelian barang-barang, jasa dan kekayaan berharga lainnya serta untuk
pembayaran utang.
Menurut A. G. Hart,
uang ialah suatu kekayaan yang menjadikan pemiliknya dapat membayarkan sejumlah
utangnya dengan pasti tanpa ditunda.
Dapat disimpulkan,
uang adalah alat pembayaran yang sah dan diterima oleh masyarakat.
2.
Syarat-Syarat
Uang
Syarat teknis:
a)
Tahan
lama, artinya tidak mudah rusak.
b)
Nilainya
stabil, artinya nilai sekarang sama dengan nilai yang akan datang. Dengan
demikian orang percaya bahwa penyimpanan uang tidak akan merugikan.
c)
Mudah
dibawa
d)
Terdiri
dari berbagai nilai nominal, artinya dapat dibagi-bagi sehingga dalam transaksi
sekecil apapun tetap bisa dilakukan.
e)
Jumlahnya
mencukupi dan tidak berlebihan.
Syarat
psikologis :
bahwa
uang harus bisa memuaskan keinginan orang yang memilikinya. Orang akan terlihat
lebih tenang dan puas jika membawa uang daripada membawa barang.
3.
Fungsi
Uang
a.
Fungsi
Asli Uang
1)
Sebagai
alat tukar
2)
Sebagai
alat satuan hitung (pengukur nilai)
b.
Fungsi
turunan uang
1)
Alat
pembayaran yang sah
2)
Sebagai
penimbun kekayaan
3)
Sebagai
alat pemindah kekayaan
4)
Standar
pencicilan uang
5)
Sebagai
alat pendorong kegiatan ekonomi
4.
Jenis-Jenis
Uang
a.
Berdasarkan Bahan
Uang jika dilihat
dari bahan untuk membuatnya terdiri atas dua macam sebagai berikut.
1)
Uang
Logam
Uang logam merupakan
uang dalam bentuk koin yang terbuat dari logam. Bahan pembuat uang logam antara
lain aluminium, kupronikel, broze, emas, perak, atau perunggu. Biasanya uang
yang terbuat dari logam mempunyai nominal yang kecil. Di Indonesia uang logam
terdiri atas pecahan Rp25,00; Rp50,00; Rp100,00; Rp200,00; Rp500,00; dan
Rp1.000,00.
2)
Uang
Kertas
Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas
dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut
penjelasan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam
bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya (yang
menyerupai kertas). Uang kertas harus dibuat dengan bahan berkualitas tinggi
yang tahan air, tidak mudah robek, dan tidak luntur. Uang kertas biasanya
dibuat dalam nominal yang lebih besar sehingga mudah dibawa dan digunakan dalam
transaksi sehari-hari.
Beberapa
keuntungan penggunaan alat tukar (uang) dari kertas di antaranya :
a)
Penghematan
terhadap pemakaian logam mulia
b)
Ongkos
pembuatan relatif murah dibandingkan dengan ongkos pembuatan uang logam.
c)
Peredaran
uang kertas bersifat elastis (karena mudah dicetak dan diperbanyak) sehingga
mudah diseusaikan dengan kebutuhan akan uang
d)
Mempermudah
pengiriman dalam jumlah besar
b.
Berdasarkan
nilai
Nilai
uang dapat dilihat dari 2 sudut pandang, yaitu
1)
Dilihat
dari sudut pandang bahan pembuatnya
a)
Nilai
Intrinsik
Nilai intrinsik adalah nilai uang berdasarkan
bahan yang dipakai untuk membuat uang tersebut. Contoh untuk membuat uang logam
Rp500,00 diperlukan logam perak seberat 1 gram, jadi Rp500,00 sama dengan harga
1 gram perak, dengan demikian Rp500,00 sama dengan 1 gram perak disebut nilai
instrinsik
b)
Nilai
Nominal
Nilai nominal adalah nilai uang yang tertera
pada setiap mata uang. Contoh pada uang Rp 100.000,00 tertera angka seratus
ribu rupiah. Maka dapat dikatakan nilai nominal uang tersebut sebesar seratus
ribu rupiah.
Ada
2 istilah dalam nilai uang secara nominal, yaitu :
Ø
Bernilai
Penuh (Full Bodied Money)
Uang
bernilai penuh artinya uang yang nilai intrinsiknya sama dengan nilai
nominalnya. Uang bernilai penuh biasanya terdapat pada uang logam mulia yang
terbuat dari bahan emas atau perak.
Ø
Bernilai
Tidak Penuh (Representatif Full Bodied Money)
Uang
jenis ini nilai instrinsiknya lebih kecil dari nilai nominalnya. Contoh uang
ini adalah uang kertas.
2)
Dilihat
dari sudut pandang penggunaannya
a)
Nilai
internal, yaitu kemampuan suatu mata uang apabila ditukarkan dengan barang.
Contoh uang sebesar Rp. 50.000,00 mampu ditukarkan dengan 1 gram emas. Ini
berarti daya beli uang Rp. 50.000,00 sebesar 1 gram emas.
b)
Nilai
eksternal, yaitu kemampuan uang dalam negeri dibandingkan dengan mata uang
asing
c.
Berdasarkan
Lembaga yang Menerbitkan
Berdasarkan
lembaga yang menerbitkan, uang dapat dibedakan sebagai berikut.
1)
Uang
Kartal
Uang kartal adalah
alat pembayaran sah yang dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara melalui bank
sentral yang berupa uang logam dan uang kertas. Uang kartal di Indonesia
dikeluarkan oleh Bank Indonesia dan dicetak oleh Perusahaan Umum
Per-cetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri). Uang kartal terdiri atas
uang logam dan uang kertas.
2)
Uang
Giral
Uang giral adalah
alat pembayaran berupa bilyet giro, cek, dan pemindahan telegrafis yang
dikeluarkan oleh bank kepada seseorang atau badan karena mempunyai simpanan
rekening di bank yang bersangkutan. Uang giral diterbitkan oleh bank umum
atau bank komersial.
a)
Bilyet
giro merupakan surat perintah dari nasabah bank kepada suatu bank agar bank
tersebut memindahbukukan sejumlah uang dari rekening nasabah yang bersangkutan
pada rekening nasabah lain yang ditunjuk. Bilyet giro tidak dapat ditukar
dengan uang tunai.
b)
Cek
adalah surat perintah dari nasabah yang memiliki rekening giro pada sebuah bank
agar bank tersebut membayar sejumlah uang secara tunai kepada pihak yang
namanya tercantum dalam cek.
c)
Pemindahan
telegrafis (Telegraphic Transfer) merupakan pembayaran yang dilakukan
dengan pemindahan antar rekening pada suatu bank tertentu melalui telegram.
Cara ini dipilih apabila jarak orang yang melakukan transaksi berjauhan
5.
Permintaan
Uang
a.
Teori
Permintaan Uang
Permintaan uang
berkaitan dengan jumlah uang yang diminta masyarakat untuk alasan
transaksi,berjaga-jaga,dan spekulasi.Pada perkembangannya muncul anggapan
tentang teori permintaan uang menurut teori klasik,keynes,dan moderen.
1)
Teori
Klasik
Teori klasik
memfokuskan pada hubungan antara jumlah unag yang beredar dan nilai uang atau tingkat harga.Salah satu contoh teori
klasik yaitu teori kuantitas uang.Teori kuantitas uang di kembangkan oleh
Irving Fisher. Teori ini menjelaskan perubahan jumlah uang beredar menimbulkan
perubahan harga barang secara umum.
Scara matematis,
rumus teori kuantitas uang sebagai berikut :
M x V = P x T
Keterangan :
M = Money (jumlah uang beredar)
V = Velocity Circulation of money
(kecepatan peredaran uang)
P = Price (Tingkat harga-harga
umum)
T = Volume of trade (Volume
perdagangan)
2)
Teori
Keynes
Teori Keynes
dikembangkan John Maynard Keynes,ekonom asal Inggris.Teori ini juga di kenal
dengan teori Liquidity Preference.Dalam teori permintaan uang ,Keynes
menyatakan motif seseorang memegang uang tunai sbb.
a)
Motif
Transaksi (Transaction Motive)
Keynes menekankan
permintaan uang dipengaruhi transaksi yang
dilakukan setiap orang.Motif ini dipengaruhi tingkat pendapatan.Semakin tinggi tingkat
pendapatan seseorang,semakin banyak jumlah barang dan atau jasa yang diminta.
b)
Motif
Berjaga-jaga (Precautionary Motive)
Uang berfungsi
sebagai alat menghadapi ketidakpastian ekonomi pada masa depan.Menurut Keynes,
jumlah uang sebagai alat berjaga-jaga ditentukan besarnya transaksi yg
diharapkan pada masa datang.
c)
Motif
Spekulasi (Speculation Motive)
Keynes berpendapat
uang berfungsi sebagai alat ukur kekayaan.Bentuk kekayaan tersebut dapat menjadi investasi yaitu sumber untuk
memperoleh keuntungan pada masa datang.Motif ini dipengaruhi tingkat suku bunga
bank.Naik turunya tingkat suku bunga bank akan berpengaruh terhadap permintaan
uang.
3)
Teori
barang
Menurut
teori barang, uang murni berasal dari barang. Oleh karena itu, daya beli uang
tergantung dari permintaan dan penawaran, kegunaan marginal, serta biaya
pembuatan uang tersebut.
a)
Teori
logam
Teori
logam (katalistik) menyatakan bahwa uang diterima masyarakat karena bahannya
terbuat dari logam yang bernilai tinggi (pelopor oleh adam smith)
b)
Teori
nilai batas
Teori
nilai batas menyatakan bahwa uang diterima masyarakat karena adanya keperluan
masyarakat akan barang dan adanya kepercayaan terhadap uang. (pelopor Carl
Manger)
4)
Teori
nominalis
Menurut
teori nominalis nilai uang merupakan nilai yang tertulis pada uang tersebut.
Nilai uang bukan ditentukan oleh nilai bahan, tetapi ditentukan oleh nilai
nominal yang tertulis pada uang tersebut.
5)
Teori
kuantitas
Teori
kuantitas dipelopori oleh David Ricardo. Menurut teori ini, jumlah uang yang
beredar ada hubungannya dengan tingkat harga. Artinya, perubahan jumlah uang
beredar berkurang, maka harga-harga akan cenderung turun. Sebaliknya, jika
jumlah uang beredar bertambah, maka harga-harga akan naik.
Secara
matematis, jumlah uang beredar dirumuskan sebagai berikut :
M
= K .
P
M
(money) = jumlah uang beredar
K
(Konstanta) = perbandingan konstan
P
(price) = harga
barang
Teori
kuantitas mengandung kelemahan karena teori ini menganggap uang berfungsi
sebagai alat tukar. Teori ini tidak menyadari bahwa uang bukan hanya untuk
membeli barang, tetapi dapat juga diinvestasikan atau ditabung
6)
Teori
Persediaan Kas
Teori
persediaan kas dikemukakan oleh Alfred Marshall yang menyatakan bahwa nilai
uang bergantung pada jumlah uang yang disimpan (ditahan) untuk persediaan kas
dari sebagian pendapatan masyarakat. Persediaan kas tergantung jumlah
pendapatan dan tingkat suku bunga di pasar. Jika di rumuskan secara sistematis
:
M
= K . P . Y
M
(money) = jumlah uang beredar
K
(Koefisien) = jumlah uang untuk
persediaan kas
P
(price) = tingkat harga
Y = pendapatan
CONTOH
SOAL :
Bila
jumlah uang yang beredar Rp. 8.000.000,00 pendapatan riil yang dicapai
perekonomian sebesar Rp. 40.000.000,00 dan k=0,2. Mengapa harga meningkat
menjadi 2 kali lipat jika peredaran uang ditambah menjadi Rp.16.000.000,00?
Jawab
:
M
= k (PY)
8.000.000
= 0,2 ( P x 40.000.000)
8.000.000 = 8.000.000 x P
P
= 8.000.000
8.000.000
= 1
Jika
M ditambah menjadi Rp. 16.000.000 maka
P
=> Rp. 16.000.000 = 0,2 (P x Rp40.000.000)
=
8.000.000 P
P
= 16.000.000
8.000.000
P = 2
b.
Kurva
Permintaan Uang
Orang akan menyimpan
uangnya jika tingkat bunga lebih tinggi daripada keuntungan menggunakan uang
dalam kegiatan ekonomi atau membeli aset lain. Jadi, jika tingkat bunga
meningkat, permintaan atas uang akan turun. Sebaliknya, jika tingkat bunga
turun, permintaan atas uang akan naik, ceteris paribus. Permintaan uang
turun ketika tingkat bunga meningkat karena orang tidak tertarik menyimpan uang
yang dimilikinya. Uang menjadi produktif karena digunakan untuk kegiatan
ekonomi rill.
Permintaan uang
dipengaruhi oleh tingkat bunga. Tingkat bunga dalam hal ini adalah tingkat
bunga rill, yaitu tingkat bunga setelah
penyesuaian perubahan tingkat harga. Ini juga dilakukan untuk menghilangkan
faktor inflasi.
Kurva permintaan uang
memiliki slope negatif, karena jumlah uang yang diminta oleh masyarakat
(dalam hal ini untuk disimpan sebagai alat penyimpan kekayaan atau ditabung)
akan turun jika tingkat bunga meningkat dan naik jika tingkat bunga turun.
c.
Pergeseran
Kurva Permintaan Uang
Selain tingkat bunga
rill, ada faktor-faktor lain yang dapat menggeser kurva permintaan uang ke
kanan atau ke kiri. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah nilai kekayaan
masyarakat dan perubahan pendapatan nasional (termasuk produk nasional).
d.
Faktor
yang mempengaruhi permintaan uang
1)
Tingkat
pendapatan masyarakat bertambah
2)
Tingkat
suku bunga bank yang naik atau tinggi
3)
Kekayaan
masyarakat yang bertambah
4)
Berubahnya
selera masyarakat terhadap barang dan/atau jasa
5)
Tingkat
harga umum yang mengalami kenaikan
6)
Adanya
fasilitas pembelanjaan secara kredit
7)
Sistem
pembayaran yang berlaku dalam perekonomian
6.
Penawaran
Uang
a.
Pengertian
penawaran uang
Penawaran uang (money
supply) adalah jumlah uang yang beredar. Dalam mempelajari penawaran uang harus
dibedakan antara mata uang dalam peredaran dan uang yang beredar. Mata uang
dalam peredaran adalah mata uang yang telah dikeluarkan dan diedarkan oleh Bank
Sentral. Mata uang tersebut terdiri atas uang kertas dan uang logam. Dengan
demikian, mata uang dalam peredaran sama dengan uang kartal. Adapun uang
beredar, yaitu semua jenis uang yang berada di dalam perekonomian (mata uang
dalam peredaran ditambah dengan uang giral pada bank-bank umum).
Ø
Uang beredar secara sempit (Narrow Money)
Uang beredar secara sempit (M₁)
adalah seluruh uang kartal (K) dan uang giral (G) yang tersedia untuk digunakan
oleh masyarakat.
Persamaannya : M₁ = K + G
Ø
Uang beredar secara luas (Broad Money)
Uang beredar secara luas mencakup uang kartal, uang giral, serta deposito
dan tabungan masyarakat di bank. Deposito dan tabungan disebut dengan istilah quasi
money, yaitu sesuatu yang mendekati ciri dari uang.
Persamaannya : M₂ = K + G + Uang Kuasi
M₂ = M₁ +
Uang Kuasi
Ø
Uang inti (Reserve Money)
Uang inti (H) dapat didefinisikan sebagai :
saldo rekening koran atau giro milik bank-bank umum atau masyarakat pada
Bank Indonesia (R) dan uang tunai yang dipegang bank-bank umum dan masyarakat
(K).
Persamaannya
: H = K + R
b.
Kurva
penawaran uang
c.
Pergeseran
kurva penawaran uang
Faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan Bank Indonesia dalam mengatur penawaran uang :
1)
Tingkat
bunga
2)
Tingkat
inflasi
3)
Tingkat
produksi dan pendapatan nasional
4)
Kondisi
kesehatan dunia perbankan
5)
Nilai
tukar rupiah
GAMBAR PERGESERAN
KURVA
Keputusan bank
indonesia untuk menurunkan jumlah uang beredar karena faktor selain tingkat
bunga dapat menggeser kurva MS1 ke kiri, menjadi MS3 dan sebaliknya menggeser
kurva kurva MS1 ke kanan, menjadi MS2. gambar (b) menunjukkan kurva penawaran
uang dalam praktik Bank Indonsia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar