Mengenai Saya

Foto saya
Saya adalah seorang guru ekonomi

Kamis, 24 September 2020

BAB V. KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL

 (Link download materi format word berada paling bawah pada artikel ini)


A.    KEBIJAKAN MONETER

1.      Pengertian kebijakan moneter

Kebijakan moneter adalah kebijakan yang diberlakukan pemerintah (Bank Indonesia) untuk mempertahankan, menambah atau mengurangi jumlah uang beredar.

2.      Peran dan Fungsi Kebijakan Moneter

a.       Peran kebijakan moneter

1)      Mencapai target pertumbuhan ekonomi pada berbagai sektor ekonomi

Kebijakan moneter yang dilakukan untuk menjaga kestabilan nilai rupiah berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi padaberbagai sektor ekonomi. Nilai tukar yang stabil dapat menstabilkan harga dan inflasi.

2)      Menjaga kestabilan ekonomi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi

Stabilitas ekonomi dapat tercapai apabila pertumbuhan ekonomi berlangsung secara terkendali dan berkelanjutan. Pertumbuhan arus barang / jasa serta perputaran uang berlaku secara berimbang. Untuk mencapai keseimbangan antara pertumbuhan arus barang / jasa dengan tingkat perputaran uang, bank sentral perlu mengatur jumlah uang beredar.

3)      Menjaga stabilitas harga untuk mengurangi inflasi

Jumlah uang yang beredar yang melebihi kebutuhan akan menyebabkan harga barang / jasa mengalami kenaikan atau inflasi. Inflasi ini akan berdampak pada turunnya nilai mata uang karena daya beli konsumen akan menurun. Jumlah uang yang beredar pada masyarakat memberi pengaruh pada tingkat harga yang berlaku. Dengan tingkat harga yang stabil, daya beli masyarakat akan terjaga. Daya beli masyarakat yang stabil dapat mendorong keadaan ekonomi yang kondusif dan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi.

4)      Meningkatkan kesempatan kerja dan pemerataan pendapatan

Perekonomian yang stabil menimbulkan dampak positif bagi iklim investasi atau iklim usaha. Kondisi ini akan menarik investor mengembangkan investasi baru dinegara tersebut. Pertumbuhan investasi meningkat, produksi juga meningkat sehingga membuka kesempatan kerja baru melalui pendirian berbagai pabrik atau pun perusahaan. Peningkatan produksi juga berdampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan karyawan. Pendirian pabrik atau perusahaan baru dapat memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat.

5)      Memperbaiki neraca pembayaran dan neraca perdagangan

Kebijakan moneter dapat berpengaruh terhadap neraca pembayaran, misalnya kebijakan devaluasi. Devaluasi menyebabkan harga produk diluar negeri menjadi lebih murah jika dibeli dengan mata uang asing. Dengan devaluasi, nilai ekspor akan meningkat dan nilai impor akan menurun. Kebijakan devaluasi dapat memperbaiki posisi neraca perdagangan luar negeri ke posisi seimbang atau surplus.

3.      Instrumen kebijakan moneter

a.       Operasi pasar terbuka (Open Marketing Operation)

Pada operasi pasar terbuka, Bank Indonesia (BI) dapat menjual atau membeli suart berharga seperti Sertifikat bank indonesia (SBI). Apabila terjadi kelebihan jumlah uang beredar, bank indonesia akan menjual surat-surat berharga kepada masyarakat sehingga mengurangi jumlah uang beredar.

b.      Kebijakan diskonto (Discount Rate Policy)

Kebijakan diskonto merupakan kebijakan untuk menambah dan mengurangi jumlah uang beredar dengan menaikkan suku bungan Bank.

c.       Penentuan cadangan kas (Cash Ratio)

Penentuan cadangan kas menrupakan kebijakan bank indonesia untuk menambah atau mengurangi jumlah uang beredar dengan menaikkan atau menurunkan cadangan kas minimum bank umum. Apabila bank indonesia menaikkan cadangan kas bank umum, berarti bank indoensia ingin mengurangi jumlah uang beredar.

d.      Kebijakan kredit selektif

Kebijakan kredit selektif merupakan kebijakan kebijakan mengurangi jumlah uang beredar dalam masyarakat dengan menentukan syarat-syarat yang ketat untuk memperoleh pinjaman (kredit).

Syarat-syarat dalam pemberian kredit harus memperhatikan prinsip 5 C sebagai berikut :

1)      Character (karakter), berkaitan dengan sifat dan kepribadian calon peminjam (debitur)

2)      Collateral (jaminan), berkaitan dengan jaminan yang dimiliki calon peminjam (debitur) untuk mengajukan kredit

3)      Capital (modal), berkaitan dengan kemampuan calon debitur untuk menghasilkan modal sendiri dalam menjalankan kegiatan usahanya

4)      Capacity (kapasitas), berkaitan dengan kemampuan debitur dalam mengembalikan pinjaman.

5)      Condition of economy (kondisi ekonomi), berkaitan dengan kondisi perekonomian yang sedang terjadi dalam masyarakat suatu negara.

e.       Imbauan moral (moral persuasion)

Imbauan moral merupakan cara bank indonesia untuk mengendalikan jumlah uang beredar dengan mengarahkan atau menghimbau lembaga perbankan dan masyarakat. Imbauan moral dilakukan bank indonesia melalui media masa, pengunguman atau pidato untuk mempengaruhi lembaga moneter dan individu atau masyarakat yang bergerak dibidang moneter.

f.       Kebijakan devaluasi dan revaluasi

Devaluasi merupakan kebijakan menurunkan kurs mata uang rupiah terhadap mata uang asing yang bertujuan memperbaiki neraca pembayaran. Dengan kebijakan devaluasi diharapkan harga barang ekspor menjadi relatif lebih murah diluar negeri sehingga nilai ekspor meningkat. Revaluasi merupakan kebijakan menaikkan kurs mata uang rupiah terhadap mata uang asing. revaluasi dilakukan apabila nilai kurs dianggap terlalu rendah. Kebijakan ini diambil ketika pemerintah ingin menaikkan impor dan menurunkkan ekspor.

4.      Dampak kebijakan mineter terhadap perekonomian

Kebijakan moneter berperan penting dalam pengaturan kegiatan ekonomi suatu negara terutama negara sedang berkembang. Khususnya saat inflasi, melalui kebijakan moneter, bank indonesia dapat mengendalikan jumlah uang beredar untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan mempertahankan kestabilan harga. Kebijakan moneter ditujukan untuk menjaga agar likuiditas dalam perekonomian berada dalam jumlah sesuai kebutuhan sehingga harga transaksi perdagangan berlangsung lancar tanpa menimbulkan tekanan inflasi.

B.     KEBIJAKAN FISKAL

1.      Pengertian Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal (fiscal policy) atau kebijakan anggaran diartikan sebagai tindakan pemerintah dalam bidang anggaran belanja negara untuk mempengaruhi jalannya perekonomian. Kebijakan fiskal dapat diartikan sebagai kebijakan pemerintah dalam mengatur penerimaan dan pengeluaran negara untuk mempengaruhi perekonomian nasional. Kebijakan fiskal berhubungan erat dengan pendapatan dan pengeluaran negara atau APBN. Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran negara dan pajak. Dengan kebijakan fiskal pemerintah dapat mengupayakan terhindarnya perekonomian dari keadaan yang tidak diinginkan seperti pengangguran, inflasi dan neraca pembayaran internasional.

2.      Peran dan Fungsi Kebijakan Fiskal

a.       Peran Kebijakan Fiskal

1)      Meningkatkan produksi nasional (PDB) dan pertumbuhan ekonomi

Pada saat perekonomian mengalami kelesuan, jumlah produksi nasional cenderung menurun. Kelesuan ekonomi disebebkan turunnya daya beli masyarakat. Jika daya beli masyarakat turun, barang dan jasa yang diproduksi produsen akan dikurangi sehingga produksi nasional mengalami penurunan. Saat mengalami kelesuan ekonomi (resesi) pemerintah akan menambah jumlah anggaran belanja untuk membeli barang dan jasa. Anggaran yang telah ditambahkan pemerintah dapat meningkatkan produksi suatu perusahan sehingga produksi nasional juga meningkat. Apabila produksi nasional meningkat. Pertumbuhan ekonomi sangat berpengaruh pada kebijakan fiskal yang terwujud dalam APBN.

2)      Memperluas kesempatan kerja dalam rangka mengatasi pengangguran dan kemiskinan

Pengeluaran pemerintah dialokasikan untuk menyediakan sarana dan prasarana sosial ekonomi yang bertujuan menciptakan lapangan pekerjaan serta meningkatkan usaha produktif. Dengan kebjakan fiskal, pemerintah dapat memusatkan pembangunan di daerah pedesaan. Pemerintah juga dapat mendorong industri rumah tangga melalui pemberian modal atau pelatihan bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Kebijakan pemerintah tersebut dapat mengurangi pengangguran dan kemiskinan.

3)      Menstabilkan harga-harga barang

Penurunan pada harga-harga umum akan mendorong timbulnya pengangguran karena sektor usaha swasta akan merugi. Investasi yang dilakukan swasta akan berkurang. Sebaliknya, harga-harga umum yang terus meningkat (inflasi) akan mengakibatkan dampak buruk. Inflasi dapat memberikan keuntungan pada beberapa kelompok orang, tetapi bagi orang yang berpenghasilan tetap dan rendah akan dirugikan.

4)      Menciptakan pemerataan distribusi pendapatan

Penerimaan negara yang optimal mengindikasikan dana untuk melakukan pembangunan dalam kondisi cukup atau berlebih. Apbila dana pajak dioptimalkan tentu akan mencukupi kebutuhan pembangunan indonesia, terutama pembangunan daerah terpencil dan tertinggal. Kemampuan keuangan daerah tersebut rendah sehingga sebagian besar masih mengandalkan dana pembangunan yang berasal dari pemerintah pusat melalu dana alokasi umum (DAU) dan dana alokasi khusus (DAK). Dengan demikian pembangunan infrastruktur dan fasilitas publik yang dianggarakan dari APBN, kondisi perekonomian masyarakat akan mengalami kenaikan. Dengan demikian, kesenjangan pendapatan antara masyarakat daerah satu dengan daerah lainnya dapat dikurangi.

b.      Fungsi kebijakan fiskal

1)      Fungsi alokasi

Fungsi alokasi bertujuan mendorong terciptanya efesiensi perekonomian dan stimulus pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan. Kebijakan fiskal berperan aktif mengalokasikan faktor-faktor produksi dalam masyarakat sehingga kebutuhan masyarakat terpenuhi dan berdampak positif terhadap perekonomian.

2)      Fungsi distribusi

Fungsi distribusi berkaitan dengan sarana distribusi kemakmuran, mengurangi kesenjangan, serta mewujudkan keadilan ekonomi dan pembangunan.

3)      Fungsi stabilisasi

Fungsi stabilisasi bertujuan mendorong terwujudnya stabilisasi fundamental perekonomian. Fungsi stabilisasi dimaksudkan untuk memelihara keseimbangan ekonomi terutama perluasan kesempatan kerja, kestabilan harga barang pokok dan tingkat pertumbuhan ekonomi.

3.      Instrumen kebijakan nasional

a.       Pajak

Pengaruh pajak terhadap kebijakan fiskal, jika pajak diturunkan, maka daya beli masyarakat akan meningkat. Hal ini berdampak positif bagi sektor perekonomian lain seperti industri. Namun demikian, kebijakan tersebut akan mengurangi penerimaan negara dari sektor pajak. Jika pajak dinaikkan juga akan berpengaruh langsung dengan semakin mahalnya harga di pasar. Disinilah kebijakan fiskal diterapkan untuk mendapatkan langka terbaik mengatasi permasalahan ekonomi.

b.      Belanja pemerintah

Pemerintah memiliki pos anggaran pengeluaran (anggaran belanja) yang diatur dalam APBN, seperti pos belanja gaji pegawai dan pos belanja pembelian barang dan/atau jasa. Dengan pengaturan belanja negara, pemerintah mengendalikan kondisi perekonomian. Saat terjadi kelesuan perekonomian, pemerintah akan menaikkan gaji pegawai negeri. Kenaikan tersebut ditujuan untuk meningkatkan permintaan agregat masyarakat.

c.       Subsidi

Subsidi merupakan pemberian insentif dari pemerintah dalam pembentukkan harga barang bagi masyarakat. Kebijakan ini ditempu pemerintah dalam upaya pengendalian harga untuk melindungi produsen ataupun konsumen sekaligus menekan laju inflasi.

d.      Pinjaman publik

Pemerintah membutuhkan dana untuk meningkatkan kualitas perekonomian melalui pembangunan infrastruktur atau pengadaan barang. Adakalanya pendapatan pajak atau sumber pendapatan negara lainnya tidak dapat memenuhi. Oleh karena itu, pemerintah harus mengambil langka untuk meminjam dana yang disebut pinjaman publik.

4.      Jenis-jenis kebijakan fiskal

a.       Kebijakan anggaran seimbang

Merupakan kebijakan dengan menyusun penerimaan dan pengeluaran sama besar

b.      Kebijakan anggaran defisit

Merupakan kebijakan dengan menyusun pengeluaran lebih besar daripada penerimaan yang berakibat negara mengalami defisit anggaran

c.       Kebijakan anggaran surplus

Merupakan kebijakan dengan menyusun penerimaan lebih besar daripada pengeluaran

d.      Kebijakan anggaran dinamis

Merupakan kebijakan dengan cara menambah jumlah penerimaan dan pengeluaran yang semakin besar (tidak statis).

5.      Dampak kebijakan fiskal terhadap perekonomian

Kebijakan fiskal akan berpengaruh terhadap perekonomian melalui penerimaan dan pengeluaran negara. Kondisi ini dapat dilihat dari selisi antara penerimaan dan pengeluaran maupun jenis sumber penerimaan negara dan bentuk kegitatan yang dibiayai oleh pengeluaran negara. Sumber-sumber penerimaan negara berasal dari pajak dan berbagai pungutan yang dipungut pemerintahdari perekonomian dalam negeri. Pengeluaran negara merupakan semua pengeluaran untuk keperluan tugas pemerintah dan pembiayaan berbagai proyek disektor negara ataupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam penghitungan penerimaan dan pengeluaran negara akan diperoleh anggaran surplus dan defisit APBN. Apabila anggaran surplus dalam APBN, akan terjadi peningkatan kegiatan perekonomian yang besarnya tergantung pada pengaruh anggaran surplus tersebut. Anggaran surplus membayar utang pemerintah dan program pembangunan lain. Apabila terjadi defisit, dapat biaya dengan pinjaman luar negeri atau dalam negeri. Sumber-sumber pinjaman dalam negeri diperoleh dalam bentuk pinjaman perbankan dan nonperbankan yang mencakup penerbitan obligasi negara dan privatisasi. Pengeluaran pemerintah yang disalurkan secara tepat, berdampak pada meningkatnya perekonomian suatu negara seperti pelaksanaan pembangunan fasilitas publik. Fasilitas penting lainnya juga dapat merata apabila alokasi pengeluaran pemerintah tepat sarsaran. Pengeluaran pemerintah lainnya juga berdampak pada peningkatan distribusi pendapatan melalui peningkatan gaji pegawai negeri. Kebijakan fiskal perlu diperhatikan agar kegiatan ekonomi tetap stabil dan tidak memicu krisis ekonomi.


Klik untuk mendownload materi format word

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BAB V. KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL

 (Link download materi format word berada paling bawah pada artikel ini) A.     KEBIJAKAN MONETER 1.       Pengertian kebijakan moneter ...