Mengenai Saya

Foto saya
Saya adalah seorang guru ekonomi

Kamis, 24 September 2020

BAB V. KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL

 (Link download materi format word berada paling bawah pada artikel ini)


A.    KEBIJAKAN MONETER

1.      Pengertian kebijakan moneter

Kebijakan moneter adalah kebijakan yang diberlakukan pemerintah (Bank Indonesia) untuk mempertahankan, menambah atau mengurangi jumlah uang beredar.

2.      Peran dan Fungsi Kebijakan Moneter

a.       Peran kebijakan moneter

1)      Mencapai target pertumbuhan ekonomi pada berbagai sektor ekonomi

Kebijakan moneter yang dilakukan untuk menjaga kestabilan nilai rupiah berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi padaberbagai sektor ekonomi. Nilai tukar yang stabil dapat menstabilkan harga dan inflasi.

2)      Menjaga kestabilan ekonomi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi

Stabilitas ekonomi dapat tercapai apabila pertumbuhan ekonomi berlangsung secara terkendali dan berkelanjutan. Pertumbuhan arus barang / jasa serta perputaran uang berlaku secara berimbang. Untuk mencapai keseimbangan antara pertumbuhan arus barang / jasa dengan tingkat perputaran uang, bank sentral perlu mengatur jumlah uang beredar.

3)      Menjaga stabilitas harga untuk mengurangi inflasi

Jumlah uang yang beredar yang melebihi kebutuhan akan menyebabkan harga barang / jasa mengalami kenaikan atau inflasi. Inflasi ini akan berdampak pada turunnya nilai mata uang karena daya beli konsumen akan menurun. Jumlah uang yang beredar pada masyarakat memberi pengaruh pada tingkat harga yang berlaku. Dengan tingkat harga yang stabil, daya beli masyarakat akan terjaga. Daya beli masyarakat yang stabil dapat mendorong keadaan ekonomi yang kondusif dan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi.

4)      Meningkatkan kesempatan kerja dan pemerataan pendapatan

Perekonomian yang stabil menimbulkan dampak positif bagi iklim investasi atau iklim usaha. Kondisi ini akan menarik investor mengembangkan investasi baru dinegara tersebut. Pertumbuhan investasi meningkat, produksi juga meningkat sehingga membuka kesempatan kerja baru melalui pendirian berbagai pabrik atau pun perusahaan. Peningkatan produksi juga berdampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan karyawan. Pendirian pabrik atau perusahaan baru dapat memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat.

5)      Memperbaiki neraca pembayaran dan neraca perdagangan

Kebijakan moneter dapat berpengaruh terhadap neraca pembayaran, misalnya kebijakan devaluasi. Devaluasi menyebabkan harga produk diluar negeri menjadi lebih murah jika dibeli dengan mata uang asing. Dengan devaluasi, nilai ekspor akan meningkat dan nilai impor akan menurun. Kebijakan devaluasi dapat memperbaiki posisi neraca perdagangan luar negeri ke posisi seimbang atau surplus.

3.      Instrumen kebijakan moneter

a.       Operasi pasar terbuka (Open Marketing Operation)

Pada operasi pasar terbuka, Bank Indonesia (BI) dapat menjual atau membeli suart berharga seperti Sertifikat bank indonesia (SBI). Apabila terjadi kelebihan jumlah uang beredar, bank indonesia akan menjual surat-surat berharga kepada masyarakat sehingga mengurangi jumlah uang beredar.

b.      Kebijakan diskonto (Discount Rate Policy)

Kebijakan diskonto merupakan kebijakan untuk menambah dan mengurangi jumlah uang beredar dengan menaikkan suku bungan Bank.

c.       Penentuan cadangan kas (Cash Ratio)

Penentuan cadangan kas menrupakan kebijakan bank indonesia untuk menambah atau mengurangi jumlah uang beredar dengan menaikkan atau menurunkan cadangan kas minimum bank umum. Apabila bank indonesia menaikkan cadangan kas bank umum, berarti bank indoensia ingin mengurangi jumlah uang beredar.

d.      Kebijakan kredit selektif

Kebijakan kredit selektif merupakan kebijakan kebijakan mengurangi jumlah uang beredar dalam masyarakat dengan menentukan syarat-syarat yang ketat untuk memperoleh pinjaman (kredit).

Syarat-syarat dalam pemberian kredit harus memperhatikan prinsip 5 C sebagai berikut :

1)      Character (karakter), berkaitan dengan sifat dan kepribadian calon peminjam (debitur)

2)      Collateral (jaminan), berkaitan dengan jaminan yang dimiliki calon peminjam (debitur) untuk mengajukan kredit

3)      Capital (modal), berkaitan dengan kemampuan calon debitur untuk menghasilkan modal sendiri dalam menjalankan kegiatan usahanya

4)      Capacity (kapasitas), berkaitan dengan kemampuan debitur dalam mengembalikan pinjaman.

5)      Condition of economy (kondisi ekonomi), berkaitan dengan kondisi perekonomian yang sedang terjadi dalam masyarakat suatu negara.

e.       Imbauan moral (moral persuasion)

Imbauan moral merupakan cara bank indonesia untuk mengendalikan jumlah uang beredar dengan mengarahkan atau menghimbau lembaga perbankan dan masyarakat. Imbauan moral dilakukan bank indonesia melalui media masa, pengunguman atau pidato untuk mempengaruhi lembaga moneter dan individu atau masyarakat yang bergerak dibidang moneter.

f.       Kebijakan devaluasi dan revaluasi

Devaluasi merupakan kebijakan menurunkan kurs mata uang rupiah terhadap mata uang asing yang bertujuan memperbaiki neraca pembayaran. Dengan kebijakan devaluasi diharapkan harga barang ekspor menjadi relatif lebih murah diluar negeri sehingga nilai ekspor meningkat. Revaluasi merupakan kebijakan menaikkan kurs mata uang rupiah terhadap mata uang asing. revaluasi dilakukan apabila nilai kurs dianggap terlalu rendah. Kebijakan ini diambil ketika pemerintah ingin menaikkan impor dan menurunkkan ekspor.

4.      Dampak kebijakan mineter terhadap perekonomian

Kebijakan moneter berperan penting dalam pengaturan kegiatan ekonomi suatu negara terutama negara sedang berkembang. Khususnya saat inflasi, melalui kebijakan moneter, bank indonesia dapat mengendalikan jumlah uang beredar untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan mempertahankan kestabilan harga. Kebijakan moneter ditujukan untuk menjaga agar likuiditas dalam perekonomian berada dalam jumlah sesuai kebutuhan sehingga harga transaksi perdagangan berlangsung lancar tanpa menimbulkan tekanan inflasi.

B.     KEBIJAKAN FISKAL

1.      Pengertian Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal (fiscal policy) atau kebijakan anggaran diartikan sebagai tindakan pemerintah dalam bidang anggaran belanja negara untuk mempengaruhi jalannya perekonomian. Kebijakan fiskal dapat diartikan sebagai kebijakan pemerintah dalam mengatur penerimaan dan pengeluaran negara untuk mempengaruhi perekonomian nasional. Kebijakan fiskal berhubungan erat dengan pendapatan dan pengeluaran negara atau APBN. Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran negara dan pajak. Dengan kebijakan fiskal pemerintah dapat mengupayakan terhindarnya perekonomian dari keadaan yang tidak diinginkan seperti pengangguran, inflasi dan neraca pembayaran internasional.

2.      Peran dan Fungsi Kebijakan Fiskal

a.       Peran Kebijakan Fiskal

1)      Meningkatkan produksi nasional (PDB) dan pertumbuhan ekonomi

Pada saat perekonomian mengalami kelesuan, jumlah produksi nasional cenderung menurun. Kelesuan ekonomi disebebkan turunnya daya beli masyarakat. Jika daya beli masyarakat turun, barang dan jasa yang diproduksi produsen akan dikurangi sehingga produksi nasional mengalami penurunan. Saat mengalami kelesuan ekonomi (resesi) pemerintah akan menambah jumlah anggaran belanja untuk membeli barang dan jasa. Anggaran yang telah ditambahkan pemerintah dapat meningkatkan produksi suatu perusahan sehingga produksi nasional juga meningkat. Apabila produksi nasional meningkat. Pertumbuhan ekonomi sangat berpengaruh pada kebijakan fiskal yang terwujud dalam APBN.

2)      Memperluas kesempatan kerja dalam rangka mengatasi pengangguran dan kemiskinan

Pengeluaran pemerintah dialokasikan untuk menyediakan sarana dan prasarana sosial ekonomi yang bertujuan menciptakan lapangan pekerjaan serta meningkatkan usaha produktif. Dengan kebjakan fiskal, pemerintah dapat memusatkan pembangunan di daerah pedesaan. Pemerintah juga dapat mendorong industri rumah tangga melalui pemberian modal atau pelatihan bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Kebijakan pemerintah tersebut dapat mengurangi pengangguran dan kemiskinan.

3)      Menstabilkan harga-harga barang

Penurunan pada harga-harga umum akan mendorong timbulnya pengangguran karena sektor usaha swasta akan merugi. Investasi yang dilakukan swasta akan berkurang. Sebaliknya, harga-harga umum yang terus meningkat (inflasi) akan mengakibatkan dampak buruk. Inflasi dapat memberikan keuntungan pada beberapa kelompok orang, tetapi bagi orang yang berpenghasilan tetap dan rendah akan dirugikan.

4)      Menciptakan pemerataan distribusi pendapatan

Penerimaan negara yang optimal mengindikasikan dana untuk melakukan pembangunan dalam kondisi cukup atau berlebih. Apbila dana pajak dioptimalkan tentu akan mencukupi kebutuhan pembangunan indonesia, terutama pembangunan daerah terpencil dan tertinggal. Kemampuan keuangan daerah tersebut rendah sehingga sebagian besar masih mengandalkan dana pembangunan yang berasal dari pemerintah pusat melalu dana alokasi umum (DAU) dan dana alokasi khusus (DAK). Dengan demikian pembangunan infrastruktur dan fasilitas publik yang dianggarakan dari APBN, kondisi perekonomian masyarakat akan mengalami kenaikan. Dengan demikian, kesenjangan pendapatan antara masyarakat daerah satu dengan daerah lainnya dapat dikurangi.

b.      Fungsi kebijakan fiskal

1)      Fungsi alokasi

Fungsi alokasi bertujuan mendorong terciptanya efesiensi perekonomian dan stimulus pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan. Kebijakan fiskal berperan aktif mengalokasikan faktor-faktor produksi dalam masyarakat sehingga kebutuhan masyarakat terpenuhi dan berdampak positif terhadap perekonomian.

2)      Fungsi distribusi

Fungsi distribusi berkaitan dengan sarana distribusi kemakmuran, mengurangi kesenjangan, serta mewujudkan keadilan ekonomi dan pembangunan.

3)      Fungsi stabilisasi

Fungsi stabilisasi bertujuan mendorong terwujudnya stabilisasi fundamental perekonomian. Fungsi stabilisasi dimaksudkan untuk memelihara keseimbangan ekonomi terutama perluasan kesempatan kerja, kestabilan harga barang pokok dan tingkat pertumbuhan ekonomi.

3.      Instrumen kebijakan nasional

a.       Pajak

Pengaruh pajak terhadap kebijakan fiskal, jika pajak diturunkan, maka daya beli masyarakat akan meningkat. Hal ini berdampak positif bagi sektor perekonomian lain seperti industri. Namun demikian, kebijakan tersebut akan mengurangi penerimaan negara dari sektor pajak. Jika pajak dinaikkan juga akan berpengaruh langsung dengan semakin mahalnya harga di pasar. Disinilah kebijakan fiskal diterapkan untuk mendapatkan langka terbaik mengatasi permasalahan ekonomi.

b.      Belanja pemerintah

Pemerintah memiliki pos anggaran pengeluaran (anggaran belanja) yang diatur dalam APBN, seperti pos belanja gaji pegawai dan pos belanja pembelian barang dan/atau jasa. Dengan pengaturan belanja negara, pemerintah mengendalikan kondisi perekonomian. Saat terjadi kelesuan perekonomian, pemerintah akan menaikkan gaji pegawai negeri. Kenaikan tersebut ditujuan untuk meningkatkan permintaan agregat masyarakat.

c.       Subsidi

Subsidi merupakan pemberian insentif dari pemerintah dalam pembentukkan harga barang bagi masyarakat. Kebijakan ini ditempu pemerintah dalam upaya pengendalian harga untuk melindungi produsen ataupun konsumen sekaligus menekan laju inflasi.

d.      Pinjaman publik

Pemerintah membutuhkan dana untuk meningkatkan kualitas perekonomian melalui pembangunan infrastruktur atau pengadaan barang. Adakalanya pendapatan pajak atau sumber pendapatan negara lainnya tidak dapat memenuhi. Oleh karena itu, pemerintah harus mengambil langka untuk meminjam dana yang disebut pinjaman publik.

4.      Jenis-jenis kebijakan fiskal

a.       Kebijakan anggaran seimbang

Merupakan kebijakan dengan menyusun penerimaan dan pengeluaran sama besar

b.      Kebijakan anggaran defisit

Merupakan kebijakan dengan menyusun pengeluaran lebih besar daripada penerimaan yang berakibat negara mengalami defisit anggaran

c.       Kebijakan anggaran surplus

Merupakan kebijakan dengan menyusun penerimaan lebih besar daripada pengeluaran

d.      Kebijakan anggaran dinamis

Merupakan kebijakan dengan cara menambah jumlah penerimaan dan pengeluaran yang semakin besar (tidak statis).

5.      Dampak kebijakan fiskal terhadap perekonomian

Kebijakan fiskal akan berpengaruh terhadap perekonomian melalui penerimaan dan pengeluaran negara. Kondisi ini dapat dilihat dari selisi antara penerimaan dan pengeluaran maupun jenis sumber penerimaan negara dan bentuk kegitatan yang dibiayai oleh pengeluaran negara. Sumber-sumber penerimaan negara berasal dari pajak dan berbagai pungutan yang dipungut pemerintahdari perekonomian dalam negeri. Pengeluaran negara merupakan semua pengeluaran untuk keperluan tugas pemerintah dan pembiayaan berbagai proyek disektor negara ataupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dalam penghitungan penerimaan dan pengeluaran negara akan diperoleh anggaran surplus dan defisit APBN. Apabila anggaran surplus dalam APBN, akan terjadi peningkatan kegiatan perekonomian yang besarnya tergantung pada pengaruh anggaran surplus tersebut. Anggaran surplus membayar utang pemerintah dan program pembangunan lain. Apabila terjadi defisit, dapat biaya dengan pinjaman luar negeri atau dalam negeri. Sumber-sumber pinjaman dalam negeri diperoleh dalam bentuk pinjaman perbankan dan nonperbankan yang mencakup penerbitan obligasi negara dan privatisasi. Pengeluaran pemerintah yang disalurkan secara tepat, berdampak pada meningkatnya perekonomian suatu negara seperti pelaksanaan pembangunan fasilitas publik. Fasilitas penting lainnya juga dapat merata apabila alokasi pengeluaran pemerintah tepat sarsaran. Pengeluaran pemerintah lainnya juga berdampak pada peningkatan distribusi pendapatan melalui peningkatan gaji pegawai negeri. Kebijakan fiskal perlu diperhatikan agar kegiatan ekonomi tetap stabil dan tidak memicu krisis ekonomi.


Klik untuk mendownload materi format word

BAB III. PENYUSUNAN SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA (BAGIAN III. TAHAP PELAPORAN PADA PERUSAHAAN JASA)

(Link download materi format word, berada paling bawa pada artikel ini) 


TAHAPAN PELAPORAN AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN JASA

 

A.     LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPERHENSIF LAINNYA

Laporan laba rugi merupakan salah satu laporan yang menggambarkan kinerja perusahaan dalam memperoleh pendapatan dan beban yang digunakan oleh suatu perusahaan. Dalam penyusunan laporan laba rugi selalu terlebih dahulu mencatatkan pendapatan kemudian mencatat beban dan laba bersih sebagai hasil akhir. Berikut laporan laba rugi berdasarkan kertas kerja.

 

Everlasting Wedding Organizer

Kertas Kerja

Per 31 Desember 2015

KODE AKUN

NAMA AKUN

NERACA SALDO

PENYESUAIAN

NERACA SALDO SETELAH DISESUAIAKAN

LAPORAN LABA RUGI

NERACA

D

K

D

K

D

K

D

K

D

K

 

Kas

45.300.000

 

 

3.500.000

41.800.000

 

 

 

41.800.000

 

 

Piutang usaha

15.000.000

 

15.000.000

 

30.000.000

 

 

 

30.000.000

 

 

Perlengkapan pernikahan

110.250.000

 

 

85.000.000

25.250.000

 

 

 

25.250.000

 

 

Perlengkapan kantor

38.000.000

 

 

33.000.000

5.000.000

 

 

 

5.000.000

 

 

Asuransi dibayar dimuka

8.400.000

 

 

4.200.000

4.200.000

 

 

 

4.200.000

 

 

Peralatan pernikahan

175.500.000

 

 

 

175.500.000

 

 

 

175.500.000

 

 

Peralatan kantor

28.000.000

 

 

 

28.000.000

 

 

 

28.000.000

 

 

Gedung usaha

250.000.000

 

 

 

250.000.000

 

 

 

250.000.000

 

 

Utang usaha

 

87.150.000

 

 

 

     87.150.000

 

 

 

87.150.000

 

Modal Ny. Phani

 

270.000.000

 

 

 

   270.000.000

 

 

 

270.000.000

 

Pendapatan usaha

 

380.000.000

 

15.000.000

 

   395.000.000

 

395.000.000

 

 

 

Pendapatan sewa

 

18.050.000

13.537.500

 

 

        4.512.500

 

4.512.500

 

 

 

Pendapatan bunga

 

2.250.000

 

1.000.000

 

        3.250.000

 

3.250.000

 

 

 

Beban listrik

30.000.000

 

 

 

30.000.000

 

30.000.000

 

 

 

 

Beban gaji

45.000.000

 

15.000.000

 

60.000.000

 

60.000.000

 

 

 

 

Beban iklan

12.000.000

 

 

 

12.000.000

 

12.000.000

 

 

 

 

Jumlah

757.450.000

757.450.000

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Piutang bunga

 

 

1.000.000

 

1.000.000

 

 

 

1.000.000

 

 

Akm. Peny. Perlt. Pernikahan

 

 

 

8.775.000

 

        8.775.000

 

 

 

8.775.000

 

Akm. Peny. Perlt. Kantor

 

 

 

1.400.000

 

        1.400.000

 

 

 

1.400.000

 

Akm. Peny. Gedung usaha

 

 

 

12.500.000

 

     12.500.000

 

 

 

12.500.000

 

Utang gaji

 

 

 

15.000.000

 

     15.000.000

 

 

 

15.000.000

 

Sewa diterima dimuka

 

 

 

13.537.500

 

     13.537.500

 

 

 

13.537.500

 

Prive

 

 

3.500.000

 

3.500.000

 

 

 

3.500.000

 

 

beban perlng. Pernikahan

 

 

85.000.000

 

85.000.000

 

85.000.000

 

 

 

 

Beban perlng. Kantor

 

 

33.000.000

 

33.000.000

 

33.000.000

 

 

 

 

Beban asuransi

 

 

4.200.000

 

4.200.000

 

4.200.000

 

 

 

 

Beban penyus. Peralt. Pernikahan

 

 

8.775.000

 

8.775.000

 

8.775.000

 

 

 

 

Beban Peny. Peralt. Kantor

 

 

1.400.000

 

1.400.000

 

1.400.000

 

 

 

 

Beban penyust. Gedung usaha

 

 

12.500.000

 

12.500.000

 

12.500.000

 

 

 

Jumlah

192.912.500

192.912.500

811.125.000

811.125.000

246.875.000

402.762.500

564.250.000

408.362.500

Laba

155.887.500

155.887.500

Jumlah Akhir

402.762.500

402.762.500

564.250.000

564.250.000

 

 

 

 

 

 

 

Everlasting Wedding Organizer

Laporan Laba Rugi

Per 31 Desember 2015

 

Pendapatan :

            Pendapatan Usaha                   395.000.000

Pendapatan Sewa                     4.512.500

Pendapatan bunga                    3.250.000

Total Pendapatan                                                                     402.762.500

 

Beban- beban  :

            Beban listrik                            30.000.000

Beban gaji                                60.000.000

Beban iklan                             12.000.000

Beban perleng. Pernikahan      85.000.000

Beban perlengkapan kantor     33.000.000

Beban asuransi                        4.200.000

Beban peny. Peral. Pernikahan            8.775.000

Beban peny. Peral. Kantor       1.400.000

Beban peny. Gedung usaha     12.500.000

Total Beban                                                                             (246.875.000)

Laba bersih                                                                             155.887.500

 

B.       LAPORAN PERUBAHAN MODAL/EKUITAS

Laporan perubahan modal atau ekuitas adalah salah satu jenis laporan keuangan. Tujuan pembuatannya adalah agar perusahaan dapat menggambarkan peningkatan maupun penurunan dari aktiva bersih (kekayaan) dalam periode tertentu dengan prinsip pengukuran tertentu untuk dianut.

Setelah membuat laporan laba/rugi, tahap selanjutnya adalah membuat laporan perubahan modal. Laporan perubahan modal. Unsur-unsur pada laporan ini adalah modal awal, laba atau rugi dan prive. Laba yang diperoleh bersifat menambah modal/ekuitas, sedangkan rugi dan prive bersifat mengurangi modal/ekuitas.

 

Everlasting Wedding Organizer

Laporan Perubahan Modal

Per 31 Desember 2015

 

Modal Ny. Phani per 1 Januari 2015 (Modal Awal)                                                          270.000.000

     Laba Usaha (Diambil dari laporan laba rugi)               155.887.500

     Prive Ny. Phani                                                                        ( 3.500.000 )

Penamabahn Modal                                                                                              152.387.500

Modal Ny. Pahni per 31 Desember 2015                                                              422.387.500

 

 

C.       LAPORAN NERACA (POSISI KEUANGAN)

Neraca (laporan posisi keuangan) merupakan laporan keuangan yang menyajikan infromasi mengenai kondisi atau posisi keuangan suatu perusahaan atau entitas usaha pada satu titik waktu tertentu.

Neraca menyajikan informasi mengenai nilai aset, liabilitas, dan ekuitas perusahaan pada suatu waktu. Biasanya, neraca disajikan dalam setiap akhir periode (biasanya akhir tahun) untuk memberi gambaran mengenai perkembangan posisi aset, liabilitas, dan ekuitas perusahaan setelah satu periode berakhir. Aset atau harta adalah sumber daya yang dimiliki perusahaan yang dapat memberikan manfaat ekonomi.

Ketika perusahaan didirikan sebagai entitas tersendiri yang terpisah dari pemiliknya, entitas tersebut harus memiliki aset. Aset dapat berupa bangunan, mesin, kendaraan, perlengkapan kantor dan lainnya. Pembahasan dalam buku ini selanjutnya menyebutkan perusahaan sebagai entitas usaha yang terpisah dari pemiliknya. Aset perusahaan bukan merupakan aset pemilik, begitu pula sebaliknya.

 

 

 

 

 

 

 

Everlasting Wedding Organizer

Laporan Neraca

Per 31 Desember 2015

 

Aktiva

 

Pasiva

Aset Lancar :

 

 

 

 

Liabilitas jangka pendek :

 

 

 

Kas

41.000.000

 

 

 

Utang usaha

87.150.000

 

 

Piutang usaha

30.000.000

 

 

 

Utang gaji

15.000.000

 

 

Piutang bunga

1.000.000

 

 

 

Sewa diterima dimuka

13.537.500

 

 

Perlengkapan pernikahan

25.250.000

 

 

 

Jumlah liabilitas jangka pendek

 

115.687.500

 

Perlengkapan kantor

5.000.000

 

 

 

 

Asuransi dibayar dimuka

4.200.000

 

 

 

 

 

 

 

Jumlah aset lancar

 

 

107.250.000

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Aset tetap :

 

 

 

 

Modal Ny. Phani

 

422.387.500

 

Peralatan pernikahan

175.500.000

 

 

 

 

 

 

 

Akm. Peny. Peral. nika

(8.775.000)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

166.350.000

 

 

 

 

 

 

Peralatan kantor

28.000.000

 

 

 

 

 

 

 

Akm. Peny. Peral. kantor

(1.400.000)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

26.600.000

 

 

 

 

 

 

Gedung usaha

250.000.000

 

 

 

 

 

 

 

Akm. Peny. Gedung usaha

(12.500.000)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

237.500.000

 

 

 

 

 

 

Jumlah aset tetap

 

 

430.825.000

 

 

 

 

 

Jumlah aset

 

 

538.075.000

 

Jumlah liabilitas dan ekuitas

 

538.075.000

 

 

 

D.     LAPORAN ARUS KAS (STATEMENT OF CASH FLOWS)

Laporan arus kas perusahaan jasa adalah laporan keuangan yang menyajikan informasi arus masuk dan arus keluar kas dan setara dengan kas.

Kas : meliputi uang tunai atau saldo kas dan rekening giro

Sedangkan setara kas : adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka waktu pendek yang dengan mudah dapat dapat dijadikan/dicairkan menjadi kas.

Jadi, laporan arus kas harus dapat melaporkan arus kas selama periode akuntansi tertentu dan dapat diklasifikasikan menjadi :

1. Arus Kas dari Aktivitas Operasi

2. Arus Kas dari Aktivitas Investasi

3. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Yang disesuaikan dengan bisnis perusahaan tersebut. Tujuan dari klasifikasi sendiri adalah untuk memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan keuangan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas.

 

1.        Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Arus kas dari aktivitas operasi diperoleh dari transaksi dan peristiwa yang mempengaruhi laba/rugi bersih perusahaan karena berhubungan dengan pendapatan perusahaan. Arus kas dari aktivitas operasi meliputi:

Ø  penerimaan kas hasil dari penjualan barang atau jasa,

Ø  penerimaan kas dari royalty, fee, komisi, dan pendapatan lain,

Ø  pembayaran sejumlah kas kepada pemasok barang atau jasa,

Ø  pembayaran sejumlah kas kepada karyawan,

Ø  penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lainnya,

Ø  pembayaran sejumlah kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan,

Ø  penerimaan dan pembayaran sejumlah kas dari kontrak yang diadakan dan dilaksanakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.

 

2.        Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Arus kas dari aktivitas investasi menunjukkan berupa informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas yang berhubungan dengan sumberdaya yang bertujuan menghasilkan pendapatan dan arus kas di masa depan.

Arus kas dari aktivitas investasi meliputi:

Ø  pengeluaran kas yang digunakan untuk pembelian seperti aktiva tetap, aktiva jangka panjang, termasuk didalamnya adalah biaya pengembangan aktiva yang dibangun sendiri oleh perusahaan.

Ø  penerimaan kas atas penjualan aktiva tetap (tanah, bangunan, peralatan) aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain.

Ø  perolehan saham dari perusahaan lain atau instrumen keuangan.

Ø  sejumlah uang muka yang diterima akibat pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (terkecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan).

Ø  pembayaran sejumlah kas yang berhubungan dengan futures contracts, forward contracts, option contracts, dan swap contracts, terkecuali pelaksanaan kontrak tersebut untuk tujuan perdagangan (dealing or trading), atau apabila pembayaran tersebut digolongkan sebagai aktivitas pendanaan.

 

3.      Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Perlunya dilakukan pengungkapan yang terpisah dari arus kas akibat dari aktivitas pendanaan adalah untuk memprediksi klaim (aduan) terhadap arus kas masa depan oleh para penyetor (pemasok) modal perusahaan.

Yang termasuk dalam Arus kas dari aktivitas pendanaan diantaranya:

Ø  penerimaan kas yang berasal dari saham atau instrumen modal lainnya.

Ø  pengeluaran kas untuk penarikan atau menebus saham perusahaan kepada para pemegang saham.

Ø  penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan pinjaman lainnya.

Ø  pelunasan pinjaman.

Ø  pembayaran kas untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha.

Ø  pembiayaan (finance lease) oleh penyewa guna usaha (lessee) Berikut contoh laporan keuangan perusahaan jasa.

 

contoh laporan arus kas

.Download format word

BAB V. KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL

 (Link download materi format word berada paling bawah pada artikel ini) A.     KEBIJAKAN MONETER 1.       Pengertian kebijakan moneter ...